HOT...!!!

abg

Nikmatnya selingkuh dengan teman suami

Macan mempunyai seorang kenalan yang berbisnis dengannya, aku juga kenal baik dengan laki laki C--- ini, dia seringkali datang kerumah dan berbincang bincang dengan Macan. Setiap kali ada kesempatan dia selalu mengajak aku berbicara, bicaranya menyenangkan dan dia selalu bercerita tentang segala macam hal yang aku senangi. Selama itu Macan tak pernah curiga karena bisnisnya dengan Rudy nama si pria itu selalu sukses dan dia merasa banyak diberi keuntungan oleh Rudy, sehingga malahan seringkali bila Rudy datang dan dia harus pergi, maka Rudy selalu diajaknya, tetapi jikalau Rudy menolak, maka dibiarkannya Rudy tetap dirumahku dan disuruhnya aku untuk menemaninya. Sifatku yang terbuka dan periang menyebabkan pembicaraan kami selalu hidup dan menyenangkan, bahkan akhirnya kami sering berbicara juga masalah seks. Aku sangat suka dengan cara Rudy berbicara, karena setiap kali dia bercerita, nonokku jadi basah kuyup karena terangsang mendengar ceritanya yang hebat hebat itu. Tetapi khusus yang satu ini aku tak pernah bercerita pada Macan, kusimpan sendiri.Saat itu aku baru saja menutup garasi setelah mengantar Macan keluar, aku langsung bergegas mandi karena hari sudah agak siang. Didalam kamar mandi aku melepas dusterku dan tanpa sengaja pandanganku menatap pada kaca besar yang sengaja dipasang Macan dikamar mandi itu. Aku melihat tubuh telanjangku sendiri, kulihat susuku yang montok menantang dengan pentilnya yang mencuat keatas, belum lagi jembutku yang rimbun disela pahaku itu. Aku jadi bernafsu sendiri karena membayangkan seandainya ada pria yang bersamaku dikamar mandi itu. Ketika kurasa nonokku seperti terganjal, aku sadar bahwa itilku sudah mulai membengkak, benar saja ketika aku menunduk dan menyibakkan jembutku, kulihat itilku yang warnanya merah tua itu sudah muncul keluar dari celah lipatan bibir nonokku. Pelan pelan kugosok itilku dengan jari, rasa geli yang kurasakan membuat mataku terpejam menikmatinya. Badanku jadi gemetar karena sentuhan jariku itu, memang belakangan ini hampir tak pernah aku bersetubuh dengan Macan karena belakangan ini Macan sering sakit dan kondisi tubuhnya lemah, jikalau dulu melihat aku telanjang saja dia sudah langsung terangsang meskipun kontolnya agak impoten, tetapi belakangan ini meskipun aku telanjang dia tak bereaksi apa apa, bahkan pernah aku mencukur jembutku dihadapannya, dia juga diam saja. Jadi otomatis aku lebih banyak main sendiri demi untuk kepuasan nafsu seks ku yang menggebu gebu itu. Ketika rasa geli makin terasa, aku bersandar pada tembok kamar mandi sementara tanganku yang kiri menguakkan lubang nonokku dan jari tangan kananku makin cepat menggosok itil serta mengaduk aduk liang nonokku, saat itulah kudengar teleponku berdering. Aku kaget sekali, kuhentikan gosokan nikmat itu , dalam hati aku mengumpat karena sedang asyik asyiknya kok telepon berdering. Karena tak juga berhenti dering telepon itu, dengan telanjang bulat aku keluar dari kamar mandi dan mengangkat telepon itu. Aku mengomel panjang pendek ketika kuketahui telepon itu datangnya dari Rudy, dia tertawa terkekeh ketika kuberitahu bahwa saat itu aku sedang mandi. Dia bertanya apakah aku telanjang bulat, ketika kuiakan ia berkata lagi, sayang teleponnya tidak bervideo, kalau tidak tentu sudah dapat melihat ketelanjanganku itu. Aku tertawa ketika ia berkata bahwa tadi ia melihat mobil Macan meluncur kearah Surabaya, sehingga ia menelepon aku dari jalan. Ketika kupastikan bahwa aku dirumah sendirian, Rudy menyatakan kalau dia akan kerumahku. Aku mengiakan dan kembali aku masuk kekamar mandi, rencanaku untuk memuaskan diri jadi buyar karena telepon Rudy tadi, tetapi aku justru menmbayangkan hal yang lain lagi, seandainya saja Rudy mengajakku main, apakah aku diam saja, tokh dirumahku sepi..............Baru saja aku keluar dari kamar mandi kudengar ketukan dipintu depan, pasti itu Rudy, aku sedikit heran kok begitu cepat dia sampai dirumahku, tetapi aku menduga kalau dia tadi menelpon mempergunakan hand phone, sehingga langsung meluncur kerumahku. Aku agak berpikir, apakah aku langsung membukakan pintu ataukah aku berganti pakaian dulu, karena saat itu seperti biasanya aku sama sekali tak memakai pakaian dalam serta duster yang aku pakai agak tipis sehingga pasti Rudy dapat melihat benda benda rahasia milikku. Karena ketukan dipintu semakin keras aku memutuskan untuk cuek saja, jadi aku langsung kepintu dan membukanya, Rudy sambil cengar cengir berdiri didepan pintu, tanpa kupersilahkan dia sudah menerobos masuk dan berdiri disampingku sambil memperhatikanku. Matanya berpindah pindah menatap susuku dan keselangkanganku yang ada dibalik duster tipisku. Aku jadi agak malu, jadi kupersilahkan dia untuk duduk dulu dan aku langsung masuk menuju kamarku untuk berganti pakaian. Selintasan kulihat kontol Rudy sudah ngaceng melihatku, karena tampak dari celananya yang menggembung dibagian depan itu. Seperti yang sudah kuduga, ketika aku masuk kekamar, Rudy pun mengikutiku kekamar, hanya saja ia cuma berdiri didepan pintu sambil berkata, "kenapa mesti ganti, kan selama ini kamu kan memangnya nggak pernah pakai celana, kok sekarang malah mau ganti pakaian. Aku tersenyum malu, tapi aku berkata, "Rud, sana duduk dulu, aku mau ganti ya, nanti kita omong omong lagi yang sip !" Tapi Rudy diam saja malah katanya, " Kalau mau ganti ya ganti saja, biar aku lihat dari sini, apa bedanya ---- dan C--- !" Aku berdebar debar melihat kenekadan Rudy ini, karena memang sebenarnya aku juga suka dengan Rudy, maka dengan membelakangi Rudy aku melepas dusterku, karena memang aku tak memakai apapun disebelah dalam, maka otomatis saat itu aku telanjang bulat. Ketika aku membuka lemari pakaianku, tiba tiba kurasakan Rudy memelukku dari belakang, kedua tangannya langsung meremas susuku dengan lembut sementara bibirnya menciumi leherku dari belakang. Aku mencoba untuk memberontak, tetapi tangan Rudy lebih kuat memelukku, bahkan justru dengan gerakanku itu, pantatku menyentuh benjolan kontolnya yang sudah ngaceng itu. Aku mencoba untuk melarang Rudy dan mendorong tubuhnya, tetapi Rudy sepertinya melekat dipunggungku, bahkan sekarang tangannya yang satu mulai merambah kebukit nonokku dan mengusap ngusap jembutku yang lebat itu. Sambil berbisik Rudy berkata ditelingaku "Aku sudah lama rindu kepengen meraba jembutmu yang lebat ini, baru sekarang berhasil lho !" Rangsangan Rudy pada susuku benar benar membuat nafsuku jadi naik, karena cara Rudy merangsangku sangat halus dan kalem sekali, tangannya dengan lembut memilin puting susuku sementara tangannya yang satu berusaha menyelipkan jarinya diliang nonokku dan yang paling membuat aku lemas adalah ciuman dan jilatan jilatan Rudy pada leher serta daun telingaku. Benar benar luar biasa, teknik mencumbuku sangat berbeda dengan Macan yang kasar itu. Aku benar benar tak tahan dengan semua ini, tubuhku kusandarkan sepenuhnya kebadan Rudy sambil berbisik "Rud aku takut kalau ketahuan tetangga lho !" Tetapi Rudy yang mungkin juga sudah kesetanan tak perduli, malah aku didorongnya ketempat tidur dan didorongnya aku keatas tempat tidur, karena masih malu aku tak mau terlentang, tetapi aku terus saja telungkup dan menempelkan mukaku keatas kasur. Rudy tak perduli meskipun aku tak mau terlentang, dia terus menciumi punggungku mulai dari leher turun terus menyusuri pingganggu, kemudian ia bahkan menggigit pelan pelan pantatku yang montok itu dengan gigitan mesra. Rasanya aku sudah ingin menjerit minta disetubuhi saja, karena meskipun nonokku sama sekali belum disentuh, tetapi cumbuan Rudy sudah membuat aku banjir nggak karu karuan. Rasanya seluruh tubuhku jadi membengkak dan mukaku terasa panas sekali, apalagi ketika Rudy menguakkan pantatku dari belakang dan diluar dugaanku, lidahnya yang hangat itu mulai menjilati lubang duburku, aku menjerit kecil merasakan kenikmatan ini. Benar benar nikmat, rasa geli dan gatal yang ditimbulkan oleh gesekan lidah Rudy yang kasap itu, rasanya dunia sudah berputar putar. Aku mandah saja ketika Rudy mendorong tubuhku sehingga sekarang aku terlentang, tak ada sedikitpun usahaku untuk menutupi tubuhku, kubiarkan Rudy menyaksikan tubuhku yang hanya pernah dilihat Macan itu, kubiarkan dia memperlakukannya sesuka hati, aku sudah pasrah dan menanti puncak dari kenikmatan ini. Ketika kulirik, ternyata Rudy sedang melepas pakaiannya sendiri sehinga telanjang bulat, kontolnya tak sebesar punya Macan tetapi benar benar kaku dan mendongak keatas, warnanya coklat dan ujungnya merah tua menunjukkan kalau nafsunya juga sudah memuncak. Aku menduga Rudy akan langsung memasukkan kontolnya seperti kebiasaan Macan selama ini, sehingga ketika ia mendekatiku aku langsung merenggangkan pahaku agar ia mudah memasukkan kontolnya itu. tetapi dugaanku salah, ia justru menindihiku dan mencium bibirku dengan mesra, kurasakan lidahnya menyelusuri bibirku serta menggigit bibirku dengan lembut. Tanpa sadar aku telah memeluk Rudy dan menekan dadanya kedadaku, tangan Rudy yang masih bebas dengan penuh keahlian meremas remas susuku itu dan memilin pentilnya, ketika Rudy berbisik agar aku memegang kontolnya, segera aku menurunkan tanganku dan langsung menggenggam kontol Rudy. Terasa begitu hangat dan hidup kontol Rudy itu, tanganku dengan gemas meremasnya sehingga kadang kadang Rudy terjengit karena sakit. Ketika Rudy mengulum putingku, aku benar benar tak tahan, dengan suara serak kuminta Rudy agar segera memasukkan kontolnya itu. Rudy benar benar seorang penurut, tanpa menyuruh dua kali, ia langsung kembali menindihku dan mengarahkan kontolnya keliang nonokku. Sekali tekan kontolnya yang sebenarnya saja bukan ukuranku langsung amblas kedalam liang nonokku. Sejujurnya saja aku saat itu tak merasakan sama sekali geseran kontol Rudy diliang nonokku, tetapi diluar dugaanku, Rudy benar benar jagoan ! Dengan gerakan gerakan yang ritmis dia mulai menusukkan kontolnya keliangku, tetapi dia tidak melakukannya secara lurus melainkan justru dia menusuknya menyamping sehingga ujung kontolnya menabrak dinding nonokku yang peka itu. Aku jadi kelojotan oleh gerakan Rudy ini, tak kusangka meskipun kontolnya termasuk kecil bagi seorang perempuan ---- sepertiku, tetapi cara mainnya benar benar luar biasa ! Aku jadi merintih rintih oleh permainan Rudy, bahkan kadang kadang ia mencabut kontolnya dan dengan cara dipegang ia menggeser geserkan ujung kontolnya keitilku, setelah agak lama langsung ditusukkan sehingga kontolnya masuk lagi. Tak tahan dengan semua ini, aku mencakar cakar, entah apa yang kucakar tetapi yang pasti saat itu aku memuntahkan semua kerinduanku akan kontol yang sejati sehingga aku berkelojotan menumpahkan semua rasa nikmat yang terkumpul dinonokku itu. Entah berapa kali aku mencapai kepuasan, tetapi Rudy masih tetap tangguh merojokkan kontolnya yang tetap perkasa itu. Badanku rasanya sangat enteng, aku tak tahan dengan semuanya ini, aku meminta Rudy agar berhenti dengan semua ini. Badanku benar benar lemas, kucoba untuk mendorong Rudy dari atas badanku. Rupanya Rudy benar benar seorang yang penurut, ia mencabut kontolnya dan berbaring disampingku. Kudengar nafasnya mendesah desah seperti orang bekerja keras, ketika kuraba kontolnya, ternyata masih kaku ..... Rudy berbisik ketelingaku, "Ayo dilanjutkan, aku masih belum keluar lho ! " Aku tak sanggup untuk menjawab, aku hanya menggelengkan kepalaku. Rudy tersenyum melihat aku tergeletak lemas ini, dia malahan mendekatkan bibirnya kenonokku yang basah kuyup dengan lendir dari nonokku sendiri itu, tanpa ragu ia menjilati cairan lendir yang mengalir dari nonokku itu dan menelannya. Bahkan ia sepertinya ingin mengeluarkan semua lendir itu sampai yang ada didalam nonokku dan ditelannya semua. Aku benar benar kagum dengan Rudy, suamiku benar benar tak ada artinya dibandingkan dia ini. Rasa geli yang ditimbulkan oleh jilatan Rudy membuat aku mulai terangsang lagi, namun aku masih ingin mengumpulkan kekuatan dulu, aku jadi merasa malu dengan Rudy karena seolah olah aku ini perempuan yang hiper seks, karena begitu mudah dikalahkan oleh dia. Aku ingin membalasnya dan membuat Rudy juga mengakui kehebatanku ! Begitu aku merasa segar, aku segera bangkit dari tidurku dan langsung kugenggam kontol Rudy serta kutuntun kemulutku, kuhisap kontol Rudy sampai habis dan kubiarkan tetap didalam mulutku sambil kukenyot kenyot seperti permen. Rudy merintih rintih keenakan, tangannya menjambak rambutku seolah olah ia ingin agar aku melepaskan hisapan itu, tetapi aku tak mau, malahan kugelitik pelirnya dengan jariku dan kuselipkan jariku diliang duburnya. Rudy menggerak gerakkan pantatnya ingin lepas dari rangsanganku, dia benar benar tak tahan geli " Jangan, aku tak tahan geli, nanti malah nggak ngaceng ! Aku tertawa mendengar kata katanya itu, ketika kulepaskan hisapanku, aku langsung mengangkangiRudy dan menyelipkan kontolnya diantara kedua pahaku, sekali tekan kontolnya amblas ditelan nonokku. Kuputar putar pantatku untuk membuat kontol Rudy merasa enak, tetapi yang terjadi justru aku yang kegelian sendiri, kontol Rudy benar benar enak. Tak tahan dengan semua ini, aku merebahkan badanku disampingnya sehingga kontolnya kembali bebas. Rudy membalikkan badanku sehingga tengkurap, kurasakan ia menguakkan pahaku dari belakang, dan sebelum aku menyadari apa yang akan dilakukannya, kurasakan kontolnya sudah menerobos nonokku dari belakang. Sekali ini aku merasa kontol Rudy menyenggol liang rahimku yang paling dalam, gerakan Rudy yang berputar mebuat aku makin geli, kuputar juga pantatku berlawanan arah dengan gerakan Rudy, kali ini aku menemukan kelemahan Rudy, karena begitu aku memutar pantatku, Rudy langsung melenguh dan kurasakan air maninya yang hangat menyembur memenuhi dinding dinding nonokku itu. Rasa hangat air maninya membuat aku juga tak tahan lagi, akupun memuntahkan cairan kenikmatanku entah untuk yang keberapa kalinya, aku merasa kembali lemas.Badanku dan badan Rudy penuh dengan keringat begitu juga dengan sprei tempat kami bersetubuh basah kuyup dengan keringat dan juga dengan cairan dari kemaluan kami. Sambil tetap mengangkang aku tertidur lelap sekali, Rudy juga tertidur sambil merebahkan kepalanya disusuku. Akutak pernah melupakan hari itu, inilah pertama kalinya aku bersetubuh habis habisan sampai bukan sekedar puas bahkan sampai hampir pingsan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar